Teknologi Penetas Telur, Jadikan Usaha Peternakan Makin Menjanjikan
Teknologi
Penetas Telur, Jadikan Usaha Peternakan Makin Menjanjikan! Dewasa ini, peternakan unggas mulai
digilai banyak wirausahawan. Selain pengerjaannya yang tidak ribet, keuntungan
yang menjanjikan pun telah menunggu di depan mata. Untuk mengimbangi hal ini,
telah ditemukan inovasi baru berupa teknologi penetasan ayam. Dengan munculnya
teknologi ini menjadikan kemudahan dan keuntungan bagi para peternak khususnya
ayam potong.
Teknologi penetas telur |
Baca juga artikel lain di : http://dwiharjo.mhs.uksw.edu/
Teknologi
penetas telur
adalah suatu terobosan yang digunakan untuk menetaskan telur unggas. Jika dulu
mengandalkan induk unggas yang akan mengerami telurnya jika sudah ditelurkan
semua dan itu pun membutuhkan waktu yang amat lama, sekitar 21 hari. Nah, untuk
mempermudah semua itu, sekarang mulai dikembangkan mesin penetasan dimana
keadaan disamakan dengan seperti saat induk mengerami telurnya. Baik kehangatan
maupun pencahayaanya. Dengan hal ini tak perlu menunggu lama setiap hari bisa
menghasilkan anakan unggas baru yang siap dibiakkan sebelum nantinya di jual
sebagai ayam potong.
Teknologi ini mulai dikembangkan sejak kesulitan pengeraman
oleh indukan karena harus menunggu telurnya keluar semua. Secara umum mesin ini
hanya bisa mengerami telur unggas saja, seperti ayam, bebek, angsa, dan unggas
lainnya
Teknologi
penetas telur berupa
kotak atau rak yang di lengkapi lampu pijar berdaya lima watt. Mesin ini mengakomodasi telur meski tanpa kehadiran induknya
dengan situasi yang diciptakan. Secara khusus telur ayam butuh waktu 21 hari
lamanya untuk menetas, namun untuk telur unggas lain bisa lebih lama bahkan
lebih cepat dari telur ayam.
Lalu, mengapa banyak digunakan mesin penetas saat ini?
Karena mesin penetas lebih bisa diandalkan dan lebih bisa mengerami banyak
telur dalam satu waktu. Selain itu, jika kalian membiarkan induknya yang
mengerami telur-telur itu, maka ia akan berhenti bertelur sejak mengerami
telurnya sampai anak-aanak unggas tersebut besar.
Teknologi
penetas telur faktanya
induk ayam hanya mampu menghasilkan telur sekitar 20 hingga 30 butir setiap
tahun. Jika kalian membiarkan indukan tersebut untuk hanya bertelur saja, maka
bukan tidak mungkin akan diperoleh telur hingga 300 butir tiap tahun dari ayam
yang sama. Lalu jika ada banyak unggas atau ayam yang dipelihara, kira-kira
berapa butir yang akan dihasilkan? Menjanjikan sekali bukan?
Alasan lain menggunakan mesin ini adalah untuk menghindari
beberapa ancaman dari luar misalnya predator seperti ular, musang, dan lain
sebagainya. Selain itu peternak ingin menetaskan telur-telur unggasnya, namun
tidak selalu indukan siap mengerami saat itu juga. Oleh karena itu mesin ini
dianggap lebih efektif dan efisien.
Lalu, bagaimana cara kerja teknologi penetas telur ini? Mesin ini didesain sedemikian rupa agar
menyerupai eraman sang induk. Mulai dari desain tempat, kelembaban,
pencahayaan, bahkan ventilasi dan pemutaran telur pun diperhatikan sekali.
Untuk mengatur kestabilan suhu sendiri, biasanya ditambahkan
alat pengatur suhu ruang yang biasa disebut thermostat.
Cara kerjanya adalah alat ini akan menyalakan pemanas pada bohlam untuk
menaikan suhu dan mematikannya untuk menurunkan suhu. Tentunya dengan bantuan
alat berupa thermometer. Untuk ayam
biasanya suhu yang digunakan sekitar 38,9 derajat celcius atau setara dengan
102 fahrenheit.
Kelembaban ruang inkubator yang dimaksud di atas adalah
dimana permukaan cangkang telur memiliki pori-pori yang bisa mengeluarkan air
tergantung kelembabanya. Untuk mengatur kelembaban, biasanya digunakan air yang
diletakkan dibawah teknologi penetas
telur.
Selanjutnya adalah pembalikan telur yang bertujuan untuk
mengatur suhu di dalam telur agar merata. Selain itu untuk mencegah menempelnya
embrio pada satu sisi cangkang.
Baiklah, demikian ulasan tentang teknologi penetas telur kali ini. Semoga bermanfaat untuk
teman-teman semua. Sekian dan terima kasih.