Review Film Wiro Sableng Untuk Penikmat Film Indonesia
Review Film Wiro Sableng Untuk Penikmat Film IndonesiaWiro Sableng adalah salah satu serial televisi paling terkenal di tahun
90-an bersama dengan beberapa warior lokal lainnya seperti Si Buta Dari Goa
Hantu (Prajurit Tunanetra dari Gua Hantu), Jaka Tinkir, dll. Wiro Sableng
berasal dari buku komik dibuat oleh almarhum Bastian Tito dan sekarang judulnya
diadaptasi menjadi film.
Wiro Sableng |
Film ini berjudul Wiro Sableng:
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 (Wiro Sableng: The Fire-Dragon Axe 212
Warrior) dan itu dibuat oleh Lifelike Pictures bekerjasama dengan seorang
raksasa Hollywood, 20th Century Fox. Film ini disutradarai oleh Angga Dwimas
Sasongko (Surat Dari Praha, Bukaan 8, Filosofi Kopi). Simak informasi terbaru tentang film kesayangan Anda di youtube.
Wiro Sableng adalah film yang bagus
dan menghibur, ini bisa menjadi standar baru film aksi fantasi Indonesia dengan
CGI eksotis dan adegan aksi yang dibuat dengan baik yang mengatasi beberapa
kekurangan yang dimiliki film.
Apa yang Menarik dari Film Wiro Sableng?
Kisah Wiro Sableng diatur di Indonesia abad ke-16. Wira atau yang kemudian dikenal sebagai Wiro Sableng (Vino G. Bastian) adalah murid seorang guru seni bela diri bernama Sinto Gendeng (Ruth Marini). Gurunya menyuruhnya untuk membawa kembali Mahesa Birawa (Yayan Ruhian), murid yang mengkhianati gurunya.
Dalam perjalanannya menemukan Mahesa Birawa, Wiro bertemu dengan beberapa teman, Anggini (Sherina Munaf) dan Bujang Gila Tapak Sakti (Fariz Alfarizi). Wiro dan teman-temannya kemudian terjerat dalam kudeta politik di mana beberapa pemberontak ingin merebut takhta Jawa. Dalam perjalanannya, Wiro dan teman-temannya menemukan esensi menjadi pejuang sejati. Film ini memiliki visual yang eksotis dengan CGI-nya, meskipun terkadang CGI terlihat biasa tetapi sebagian besar waktu CGI secara visual. Dan menyenangkan dan juga kostum berwarna terang juga cocok dengan latar belakang yang ditetapkan.
Desain produksi filmnya mempesona Anda bisa nonton film ini dengan cara online, apabila Anda tidak menonton di bioskop. Adegan aksi juga dibuat dengan baik dan terutama didukung dengan sudut kamera yang sempurna untuk menangkap setiap gerakan serta pandangan latar belakang Indonesia abad ke-16. Narasi utama ceritanya sebenarnya cukup sederhana tetapi tidak mengurangi kesenangan. Cerita sederhana didukung dengan desain produksi yang mempesona.
Isi dialog juga perludipertimbangkan, TumpalTampubolon dan Sheila Timothy didukung oleh penulis senior Indonesia, Seno GumiraAdmaja, membuat dialog denganbahasa yang baik dan formal tetap itidak terdengar kaku dan murahan. Plot adalah tindakan keadilan puitis langsung kedepan dicampur dengan kekacauan politik di latar belakang. Selain beberapa kelemahan kecil, satu-satunya kelemahan utama yang dimiliki film adalah karakter eksekusi. Ada banyak karakter dalam film ini yang jimatnya tidak benar-benar ditampilkan sepanjang film.
Pengembangan karakter dalam film ini masih lemah. Ketika film mencapai akhir, dapat dirasakan bahwa film tersebut memiliki banyak karakter. Secara keseluruhan, film ini layak tonton. Keterlibatan Fox berarti anggaran yang lebih besar untuk film, dan ini menunjukkan. Sinematografi film ini cukup bagus, dan beberapa visual (seperti adegan di awal dengan prajurit berkuda di bawah bulan merah darah) indah.
Banyak perhatian juga telah diambil untuk membuat film ini jelas Indonesia, dengan motif-motif Nusantara jelas dalam semua kostum dan set, yang sangat bagus. Memiliki pengaturan fantasi yang tidak biasanya Eropa abad pertengahan selalu merupakan perubahan yang menyenangkan. Para aktor juga melakukan pekerjaan yang layak, dengan adegan pertarungan yang cukup menyenangkan untuk ditonton.
Yayan (olahraga seperangkat besar muttonchops dalam film ini) adalah koreografer pertarungan dalam film-film The Raid dan dia membawa intensitas dari adegan-adegan perkelahian film ke yang ini. Terlepas dari semua kekurangan, sebagai film blockbuster, FilmWiroSableng memiliki semuanya seperti dunia visual yang menyenangkan, CGI yang realistis, koreografi yang dibuat dengan baik, dan kostum yang indah. Ketika film menggoda tentang sekuelnya, film tersebut dapat dipercaya menuju kearah yang lebih baik